Friday, August 3, 2012

Best Friend

Best friend, di dunia ini hanya ada satu pasangan best friend, siapa lagi kalau bukan Spongebob dan Patrick yang berdomisili di Bikini Bottom....tahu kenapa? karena hanya mereka yang memiliki cincin BFF atau Best Friend Forever..itu bila ukurannya harus memiliki BFF Ring..sejak dahulu sesuatu selalu disimbolik-kan (entah ini cara eja yang benar atau tidak..kalau salah eja silahkan ditertawakan saja lah...hehee).

Teman itu seperti usia, semakin muda semakin mengisi, semakin kedepan semakin yakin, semakin yakin menjadi ragu kembali, semakin tua..semakin tua juga lah pertemanan itu. Walau pun dalam berteman kita sering bermain-main, tetapi teman bukan sesuatu yang main-main, Ali RA pernah berkata "kalau ingin melihat kepribadian seseorang, lihat lah bagaimana teman-temannya".

Teman memberi semangat tersendiri, teman memperlihatkan bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri, manusia perlu lawan berbicara, lawan bertukar pikiran dan cerita, perlu teman tuk menutupi makan siang...makan malam..tempat nebeng bernaung dan hal-hal mendesak lain yang tidak mampu ditutupi sendiri (ini teman tuk definisi mahasiswa rantau.....hahaha).

Teman itu ada banyak, ada teman sekolah (sd,smp,sma), teman kuliah/kampus, teman organisasi, teman bermain, teman menjengkelkan, teman berkelahi dan lain-lain...ada yang bilang ada teman yang hanya berkedok teman saja....haahh itu tidak penting yang penting dia masih teman terserah mau berkedok apa lah...tapi sadar atau tidak bahwa teman itu dinamis..tidak statis, teman itu seperti gaya (F) yaitu massa (m) dikali percepatan (a). Didalam berteman juga perlu rumus ambillah rumus F=m.a...ini adalah rumus dasar untuk memulai suatu proses pertemanan. Gaya  sadar atau tidak bahwa kita mencari teman dengan ruang lingkup disekitar kita atau disebut dengan lingkungan (sesuatu yang berada dari luar tubuh) yaaa memerlukan gaya (f) untuk menarik sesuatu dan dibutuhkan massa dalam konteks muatan dalam pertemanan dan percepatan sebagai faktor reaksi untuk memulai suatu pertemanan...untuk kemudian determinan dari gaya akan menghasilkan energi..maka dengan kata lain hasil dari teman adalah energi..bagaiman teman itu bisa menghasilkan dan menjadi sumber energi bagi teman yang lainnya.

Teman itu seperti waktu, sebagaimana hakikat dari waktu yaitu berlalu, mau atau tidak mau, siap atau tidak siap, tapi satu yang kita pelajari dari waktu yakni bagaimana menghabiskan waktu itu, dan akhirnya aku berharap memori tidak akan menghapuskan kenangan. 

Sebagai penganut agama Islam maka kita percaya bahwa tidak ada teman yang abadi yang dibawa mati kecuali amal.







Pegangan Hidup - Buya Hamka


Pernah di zaman Nabi Muhammad SAW didalam riwayat ada diceritakan

Pada suatu hari kira-kira  pukul 09.00 pagi sepenggalah matahari naik , Rasul SAW berjalan dari rumahnya menuju mesjid ke dalam mesjid beliau yang mulia di madinah, ketika itu biasanya ada juga orang yang sembahyang di mesjid, sembahyang sunnah dhuha tapi umumnya masyarakat  sudah keluar dari rumahnya pagi-pagi bekerja menurut bidang masaing-masing, ada yang pergi bertani, yang pergi berniaga, yang pergi menggembalakan unta atau kambingnya, tinggallah beberapa orang saja. 

Beliau lihat di sudut mesjid ada satu orang pemuda sedang duduk tafakkur termenung, mukanya kelihatan muram saja menunjukkan kesedihan yang terpendam dalam hatinya, Rasul SAW mendekat kepada pemuda yang tafakkur itu….Setelah dilihatnya Rasul SAW datang, dia pun menengadahkan  muka. 

Rasul Saw pun bertanya: “mengapa disaat begini, engkau duduk tafakkur di dalam mesjid dan wajah mu kelihatan ada menampakkan kesedihan atau muram durja, apakah yang engkau derita sekarang ini?”

Pemuda menjawab “aku ditimpa duka cita yaa Rasul karena hutang...hutang telah lama...janji sudah dekat...persediaan untuk membayar belum ada... itu yang saya renungkan disini yaa Rasul SAW”. 

Dengan senyum Rasul Saw menjawab “sudihkah engkau kalau aku ajarkan pada mu suatu bacaan, bacaan ini berupa doa yang engkau baca pagi-pagi dan nanti petang-petang dan engkau baca dengan hati khusyuk, insyaallah hutang mu itu akan terbayar..”

Pemuda tadi dengan besar hati menjawab “ tentu yaa Rasul Saw, saya senang sekali kalau engkau dapat ajarkan kepada ku, apakah doa itu?”

Rasul Saw membacakan dan mengajarkan doa itu…bunyinya “Allahumma inni audzubika minal hamni wal haazani waaudzubika minal ajezi walkasli waaudzubika minal bukhli waljubni waaudzubika min khalabattiddaini wal khahrilrijal” 

Artinya : Ya Tuhan ku, Aku berlindung kepada engaku daripada kesusahan dan duka cita, dan aku berlindung kepada engkau dari pada lemah dan malas, dan aku berlindung kepada engkau dari pada bakhil (berat mengeluarkan uang)), dan daripada pengecut atau penakut, dan aku berlindung kepada engkau daripada pengaruh berhutang, dan dari pada kekuasaan orang lain atas diri kita sehingga kita tidak mempunyai kemerdekaan pribadi lagi”

Inilah delapan yang diminta kepada tuhan, semoga kita tidak diserang daripada delapan penyakit ini karena kalau ada penyakit yang delapan paerkara ini, itu kita akan mempunyai pribadi yang lemah, tidak mempunyai lagi personality yang tegak padahal dalama didikan agama kita..takut cuman satu yaitu ALLAH SWT dan lain tidak ada......

Wednesday, August 1, 2012

Berbaik Sangka-Husnudzon

Husnudzon atau berbaik sangka pada siapapun adalah kunci kita bisa membangun hubungan baik dengan orang lain. Rasulullah pun pernah mengatakan bahwa tingkatan ukhuwah yang paling rendah adalah husnudzon. Sedangkan yang tertinggi adalah itsar (mendahulukan kepentingan orang lain dibanding kepentingan sendiri). Artinya, bahwa sebuah ukhuwah (ikatan persaudaraan) akan terjalin indah bila satu sama lain saling mengerti dan memahami. Tidak pernah terpikir dan terbersit perasaaan dendam, iri atau kesal dengan perilaku orang lain. Jangankan dengki, iri saja pun tidak diperkenankan oleh Allah. Bila kita sudah ada rasa su’udzon, berarti kita sudah melewati syarat sebuah ukhuwah dapat terwujud.

Allah -Ta ala- pun memerintahkan kita agar senantiasa berhusnudzon kepadaNya, sebagaimana sabda Rasulullah dalam sebuah hadits qudsi:
قال رسول الله صلى الله عليه و سلم :( قال الله تعالى) انا عند ظن عبدى
Artinya : Rasulullah -sholallahu alaihi wasallam- bersabda : (Allah -Ta ala- Berfirman) Aku tergantung pada prasangka hambaKu.
Keberuntungan orang yang husnuzhan, tak hanya didapatkan di dunia ini, tapi juga di akhirat kelak. Rasul menyebut orang yang husnuzhan sebagai pemegang kunci surga. Dalam sebuah taklim di hadapan para sahabatnya, Rasul mengatakan bahwa sebentar lagi akan masuk seorang yang kelak akan memegang kunci surga. Semua sahabat terpana. Sampai seorang Umar bin Khattab 'iri' dengan penyematan istilah tersebut. Tidak lama kemudian masuklah orang yang dimaksud.

Orang ini penampilannya biasa-biasa saja. Tidak ada ciri khusus. Karena penasaran, Umar meminta izin untuk menginap di rumah orang tersebut. Tiga hari Umar RA menginap di rumah orang ini. Namun, dia tidak menemukan amalan khusus orang tersebut.

Ketika Umar bertanya, apa rahasianya. Orang itu menjawab, "Ibadah dan amalanku sebenarnya biasa saja, wahai Umar. Hanya selama hidupku, aku diajari oleh ibuku untuk tidak punya perasaan buruk sangka terhadap apa pun dan siapa pun. Barangkali itulah amalan yang dimaksud Rasulullah SAW."

Template by:

Free Blog Templates