Bukan puisi, prosa atau bentuk karya
sastra lainnya karena saya bukan sastrawan apalagi hartawan (kata2nya terlalu
klasik..hehee). Sekedar menyimpan ingatan kedalam bentuk tulisan. Sekolompok
ingatan yang mendadak memaksa untuk dituliskan. Aku yakin ini efek hujan bukan
efek rumah kaca, " hujan selalu memiliki keterikatan
emosional pada tiap orang" itu adalah kata-kata dari
buku terakhir yang saya baca judulnya Travel(Love)ing dan itu benar saya
pribadi korban dari rain emotional syndrome..walaupun hujan biasanya berakhir
romantis dengan kehadiran pelangi, namun rekaman memory ku terlanjur mencipta
drama tragedi didalam senandung rajutan tetes air hujan. Aahhh bicara apa
saya...Mari bergerak meninggalkan hujan menuju kenangan yang telah lalu.
Bukannya ingin mengingat-ingat
tetapi hal yang diketahui pasti yaaaaa cuman yang telah berlalu, ada yang
bilang "hanya ada tiga hari dalam hidup ini yakni kemarin, hari ini,
dan esok" hari kemarin sebagai pembelajaran tuk hari ini, hari ini adalah
hari yang sebenanrnya, hari esok...tidak sedikit dari mereka mengkhawatirkan
ketidakjelasan hari esok...haaahhh hari esok itu tidak usah dipusingi karena
itu bukan urusan anda..itu urusan tuhan...walaupun hari ini mengecewakan jangan
sampai menjadikan mu orang yang sok tahu dengan berpikiran negatif bahwa esok
adalah akibat hari ini walaupun hakikatnya memang seperti itu tetapi masih ada
harapan dengan keyakinan akan adanya tuhan..