Emak, aku juga ingin naik haji....ingat tentang film yang judulnya saya plagiat menjadi judul postingan saya...ada yang aneh dari penduduk ini, kenapa anggapan naik haji itu terutama ditujukan bagi yang udah lanjut usia.....padahal saya yang masih muda aja juga sangat kepengen dan niat haji.....yaaaa emak...aku juga ingin naik haji....
Keutamaan Ibadah Haji
Ibadah haji adalah salah satu ibadah yang paling utama,
berdasarkan hadits Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam :
(عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: سُئِلَ
رَسُوْلُ الله : أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: (إِيْمَانٌ بِاللهِ وَ
رَسُوْلِهِ)، قِيْلَ: ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ: (الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ)،
قِيْلَ: ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ: (حَجٌّ مَبْرُوْرٌ
"Dari
Abu Hurairah Radhiallaahu anhu ia berkata: Rasulullah Shalallaahu alaihi
wasalam ditanya: ‘Amal ibadah apakah yang paling utama?’ Beliau bersabda: ‘Beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya’. Dikatakan (kepadanya): ‘Kemudian apa?’ Beliau
bersabda: ‘Jihad dijalan Allah’. Dikatakan (kepadanya): ‘Kemudian apa?’ Beliau
bersabda: ‘Haji yang mabrur.’"( HR. Al-Bukhari dan Muslim, lihat Shahih
at-Targhiib wat Tarhiib oleh al-Albani 3/3 hadits No. 1093. )
Ibadah
haji sebagai penghapus dosa, berdasarkan hadits Rasulullah Shalallaahu alaihi
wasalam :
مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ
يَفْسُقْ رَجَعَ مِنْ ذُنُوْبِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
"Barangsiapa
yang mengerjakan ibadah haji dan dia tidak melakukan jima' dan tidak pula
melakukan perbuatan dosa, dia akan kembali dari dosa-dosanya seperti pada hari
ketika ia dilahirkan ibunya." ( HR. Al-Bukhari, Muslim, an-Nasa-i, Ibnu
Majah dan at-Tirmidzi )
Balasan
bagi haji mabrur adalah Surga, berdasarkan sabda Nabi Shalallaahu alaihi
wasalam :
الْعُمْرَِةُ إِلَى الْعُمْرِةِ
كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا وَ الْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ لَيْسَ لَهُ
جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةَ
"Umrah
(yang pertama) kepada umrah yang berikutnya sebagai kaffarat (peng-hapus) bagi
(dosa) yang dilakukan di antara keduanya, dan haji yang mabrur tidak ada
balasan baginya, melainkan Surga." ( HR. Malik, al-Bukhari, Muslim,
at-Tirmidzi, an-Nasa-i dan Ibnu Majah). Lihat Shahih at-Targhiib No. 1096. )
Dan dari Jabir bin 'Abdillah dari Nabi Shalallaahu alaihi wasalam , beliau bersabda:
الْحَجَّ الْمَبْرُوْرُ لَيْسَ لَهُ
جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةَ ، قِيْلَ : وَمَا بِرُّهُ؟ قَالَ: إِطْعَامُ الطَّعَامِ
وَ طِيْبُ الْكَلاَمِ
"Haji mabrur tidak ada balasannya kecuali Surga. Dikatakan (kepada beliau): 'Apakah bentuk bakti dalam haji itu?' Beliau ber-kata: 'Memberi makanan dan berbicara yang baik.’”( HR. Ahmad, ath-Thabrani, Ibnu Khuzaimah, al-Baihaqi dan al-Hakim. Al-Albani berkata: "Shahih lighairihi, lihat Shahih at-Targhiib" No. 1104) )
Haji
adalah jihad bagi para wanita dan setiap orang yang lemah, berdasarkan hadits
Nabi Shalallaahu alaihi wasalam :
عَنْ عَائِشَةَ d قَالَتْ ، قُلْتُ:
يَارَسُوْلَ الله نَرَى الْجِهَادَ أَفْضَلَ اْلأَعْمَالِ ، أَفَلاَ نُجَاهِدُ ؟
فَقَالَ: لَكُنَّ أَفْضَلُ الْجِهَادِ حَجٌّ مَبْرُوْرٌ
"Dari 'Aisyah Radhiallaahu anha,, ia berkata, aku bertutur: 'Ya Rasulullah kami melihat bahwasanya berjihad adalah amal ibadah yang paling utama, apakah kami (para wanita, -pent) tidak berjihad? Maka beliau bersabda: 'Bagi kalian (kaum wanita,-Pent), jihad yang paling utama adalah haji mabrur'" .
Dalam riwayat Ibnu Khuzaimah, 'Aisyah d berkata:
قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ هَلْ
عَلَى النِّسَاءِ مِنْ جِهَادٍ؟ قَالَ: (عَلَيْهِنَّ جِهَادٌ لاَ قِتَالَ فِيْهِ
الْحَجُّ وَالْعُمْرَةُ)
"Aku bertutur: 'Ya Rasulullah, apakah ada kewajiban berjihad bagi kaum wanita?' Beliau berkata: 'Bagi wanita adalah jihad yang tidak ada peperangan padanya (yaitu) haji dan umrah.'" (Dishahihkan oleh al-Albani, lihat Shahih at-Targhiib No. 1099).
Dan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu , dari Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam , beliau bersabda:
جِهَادُ الْكَبِيْرِ وَالضَّعِيْفِ
وَالْمَرْأَةِ الْحَجُّ وَالْعُمْرَةُ
"Jihad
orang yang tua, orang yang lemah dan wanita adalah haji dan umrah."
Orang
yang melaksanakan haji dan umrah adalah tamu Allah, dan permohonan mereka
dikabulkan, berdasarkan hadits 'Abdullah Ibnu 'Umar Radhiallaahu anhu , Nabi
Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
الْغَازِي فِي سَبِيْلِ اللهِ
وَالْحَاجُّ وَالْمُعْتَمِرُ وَفْدُ اللهِ ، دَعَاهُمْ فَأَجَابُوْهُ وَسَأَلُوْهُ
فَأَعْطَاهُمْ
"Orang
yang berperang dijalan Allah, orang yang haji dan orang yang umrah, adalah tamu
Allah. Dia memanggil mereka, maka mereka pun menjawab (panggilan)-Nya dan
mereka memohon kepada-Nya. Dia-pun memberikan permohonan me-reka."
Keutamaan
perjalanan haji, keutamaan orang yang mati dalam perjalanan untuk melaksanakan
ibadah haji, dan keutamaan orang yang mati dalam keadaan berihram (ditengah
pelaksanaan ibadah haji dan/atau umrah.) Semuanya termaktub dalam hadits-hadits
dibawah ini:
a.
Dari 'Abdullah bin 'Umar Radhiallaahu anhu ia berkata, aku mendengar Rasulullah
Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
مَاتَرْفَعُ إِبِلُ الْحَجِّ رِجْلاً
، وَلاَ يَدًا إِلاَّ كَتَبَ اللهُ لَهُ بِهَا حَسَنَةً أَوْ رَفَعَهُ بِهَا
دَرَجَةً
"Tidaklah
unta (yang dikendarai) seseorang yang melaksanakan haji mengangkat kaki(nya)
dan tidak pula meletakkan tangan(nya) melainkan Allah mencatat bagi orang itu
satu kebaikan atau menghapus darinya satu kejelekan atau meng-angkatnya datu
derajat."
b.Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, ia berkata, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
b.Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, ia berkata, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
مَنْ خَرَجَ حَاجًّا فَمَاتَ كُتِبَ
لَهُ أَجْرُ الْحاَجِّ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ خَرَجَ مُعْتَمِرًا
فَمَاتَ كُتِبَ لَهُ أَجْرُ الْمُعْتَمِرِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ
خَرَجَ غَازِيًا فَمَاتَ كُتِبَ لَهُ أَجْرُ الْغَازِى إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
"Barangsiapa keluar dalam melaksana-kan haji lalu ia mati, niscaya dicatat baginya pahala seorang haji hingga hari Kiamat. Barangsiapa keluar dalam melaksanakan umrah lalu ia mati, niscaya dicatat baginya pahala seorang yang melaksanakan umrah sampai hari Kiamat, dan barangsiapa keluar dalam berperang dijalan Allah lalu ia mati, niscaya dicatat baginya pahala seorang yang berperang dijalan Allah sampai hari Kiamat."
c. Dari 'Abdullah Ibnu 'Abbas Radhiallaahu anhu, ia berkata:
بَيْنَمَا رَجُلٌ وَاقِفٌ مَعَ
رَسُوْلِ اللهِ ; بِعَرَفَةَ إِذْ وَقَعَ عَنْ رَاحِلَتِهِ فَأَقْعَصَتْهُ فَقَالَ
رَسُوْلُ اللهِ ; ( اغْسِلُوْهُ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ وَكَفِّنُوْهُ بِثَوْبَيْهِ
وَلاَ تُخَمِّرُوْا رَأْسَهُ وَلاَ تُحَنِّطُوْهُ فَإِنَّهُ يُبْعَثُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ مَلَبِّيًا )
"Tatkala
seseorang sedang wukuf bersama Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam dipadang
'Arafah, tiba-tiba ia dijatuhkan oleh binatang (unta) yang dikendarainya dan
mematahkan lehernya, maka Rasu-lullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
'Mandikanlah dia dengan air dan daun bidara, kafanilah dia dengan dua helai
(kain) ihramnya dan jangan kalian menutup kepalanya serta jangan pula kalian
beri wangi-wangian padanya, karena sesungguh-nya dia akan dibangkitkan dihari
Kiamat dalam keadaan mengucapkan talbiyah.'"
Keistimewaan Masjid Al-Haram dan Nabawi
Allah Ta’ala berfirman tentang Masjid Al-Haram:
وَمَن يُرِدْ فِيهِ بِإِلْحَادٍ بِظُلْمٍ نُذِقْهُ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
“Siapa saja yang ingin berbuat penyimpangan di dalamnya maka Kami akan merasakan kepadanya siksaan yang pedih.” (QS. Al-Hajj: 25)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda:
صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ
“Shalat di masjidku ini lebih baik daripada 1000 shalat di tempat lain, kecuali di Masjid Al-Haram.” (HR. Muslim no. 1394)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:
لَا تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ مَسْجِدِي هَذَا وَمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِ الْأَقْصَى
“Janganlah kalian bersusah payah melakukan perjalanan jauh kecuali menuju ke tiga masjid: Masjidku ini (Masjid Nawabi), Masjid Al-Haram (di Makkah), dan Masjid Al Aqsha.” (HR. Al-Bukhari no. 1115 dan Muslim no. 1397)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَا بَيْنَ بَيْتِي وَمِنْبَرِي رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ وَمِنْبَرِي عَلَى حَوْضِي
“Tempat antara mimbarku dan rumahku adalah satu taman dari taman-taman surga. Dan mimbarku berada di atas telagaku.” (HR. Al-Bukhari no. 1888 dan Muslim no. 1391)
وَمَن يُرِدْ فِيهِ بِإِلْحَادٍ بِظُلْمٍ نُذِقْهُ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
“Siapa saja yang ingin berbuat penyimpangan di dalamnya maka Kami akan merasakan kepadanya siksaan yang pedih.” (QS. Al-Hajj: 25)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda:
صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ
“Shalat di masjidku ini lebih baik daripada 1000 shalat di tempat lain, kecuali di Masjid Al-Haram.” (HR. Muslim no. 1394)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:
لَا تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ مَسْجِدِي هَذَا وَمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِ الْأَقْصَى
“Janganlah kalian bersusah payah melakukan perjalanan jauh kecuali menuju ke tiga masjid: Masjidku ini (Masjid Nawabi), Masjid Al-Haram (di Makkah), dan Masjid Al Aqsha.” (HR. Al-Bukhari no. 1115 dan Muslim no. 1397)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَا بَيْنَ بَيْتِي وَمِنْبَرِي رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ وَمِنْبَرِي عَلَى حَوْضِي
“Tempat antara mimbarku dan rumahku adalah satu taman dari taman-taman surga. Dan mimbarku berada di atas telagaku.” (HR. Al-Bukhari no. 1888 dan Muslim no. 1391)
Keistimewaan Makkah
Dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma dia berkata:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda pada hari pembebasan kota
Makkah:
إِنَّ هَذَا الْبَلَدَ حَرَّمَهُ اللَّهُ لَا يُعْضَدُ شَوْكُهُ وَلَا يُنَفَّرُ صَيْدُهُ وَلَا يَلْتَقِطُ لُقَطَتَهُ إِلَّا مَنْ عَرَّفَهَا
“Sesungguhnya tanah ini telah diharamkan oleh Allah, maka tidak boleh ditebang tumbuhannya, tidak boleh diburu hewan buruannya, dan tidak boleh dipungut satupun barang yang hilang padanya kecuali orang yang mencari pemiliknya.” (HR. Al-Bukhari no. 1587 dan Muslim no. 2412)
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:
خَمْسٌ فَوَاسِقُ يُقْتَلْنَ فِي الْحِلِّ وَالْحَرَمِ الْحَيَّةُ وَالْغُرَابُ الْأَبْقَعُ وَالْفَأْرَةُ وَالْكَلْبُ الْعَقُورُ وَالْحُدَيَّا
“Ada lima jenis binatang fasik yang boleh dibunuh baik di tanah haram ataupun di luar tanah haram: Ular, gagak yang di punggung atau perutnya ada warna putih, tikus, anjing gila, dan elang.” (HR. Muslim no. 1198)
إِنَّ هَذَا الْبَلَدَ حَرَّمَهُ اللَّهُ لَا يُعْضَدُ شَوْكُهُ وَلَا يُنَفَّرُ صَيْدُهُ وَلَا يَلْتَقِطُ لُقَطَتَهُ إِلَّا مَنْ عَرَّفَهَا
“Sesungguhnya tanah ini telah diharamkan oleh Allah, maka tidak boleh ditebang tumbuhannya, tidak boleh diburu hewan buruannya, dan tidak boleh dipungut satupun barang yang hilang padanya kecuali orang yang mencari pemiliknya.” (HR. Al-Bukhari no. 1587 dan Muslim no. 2412)
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:
خَمْسٌ فَوَاسِقُ يُقْتَلْنَ فِي الْحِلِّ وَالْحَرَمِ الْحَيَّةُ وَالْغُرَابُ الْأَبْقَعُ وَالْفَأْرَةُ وَالْكَلْبُ الْعَقُورُ وَالْحُدَيَّا
“Ada lima jenis binatang fasik yang boleh dibunuh baik di tanah haram ataupun di luar tanah haram: Ular, gagak yang di punggung atau perutnya ada warna putih, tikus, anjing gila, dan elang.” (HR. Muslim no. 1198)
Tentang Hajar Aswad
Hajar 'Aswad (Arab: حجر أسود) merupakan batu yang dalam agama Islam dipercaya
berasal dari surga.
Yang pertama kali meletakkan Hajar Aswad adalah Nabi
Ibrahim. Dahulu kala, batu ini memiliki sinar yang terang dan dapat
menerangi seluruh jazirah arab. Namun semakin lama sinarnya semangkin meredup
dan hingga akhirnya sekarang berwarna hitam. Batu ini
memiliki aroma wangi
yang unik dan ini merupakan aroma alami yang dimilikinya semenjak awal
keberadaannya. Saat ini batu tersebut ditaruh di sisi luar Ka'bah.
Dalam Islam,
kaum Muslim berusaha untuk menyentuh atau mencium Hajar Aswad jika sedang
melaksanakan ibadah haji
atau umrah. Mereka
melakukannya karena mengikuti apa yang dilakukan oleh Muhammad
Pada musim haji tahun 317 H, saat dunia Islam
sangat lemah dan bercerai berai, kesempatan ini dimanfaatkan oleh Abu Thahir Al-Qurmuthi, seorang kepala salah satu suku Syi’ah
Ismailiyah di Jazirah Arab bagian timur, untuk merampas Hajar Aswad.
Dengan 700 anak buah bersenjata lengkap dia mendobrak Masjid Al-Haram dan
membongkar Ka’bah secara paksa lalu merebut Hajar Aswad dan mengangkutnya ke
negaranya yang terletak di kota Ahsa’ yang terletak di wilayah Bahrain, kawasan
Teluk Persia sekarang.
Kemudian, ia membuat maklumat dengan menantang
umat Islam. Inti dari maklumat itu, jika ingin mengambil Hajar Aswad, tebuslah
dengan sejumlah uang yang pada saat itu sangat berat bagi umat Islam atau
dengan perang. Baru setelah 22 tahun (tahun 339 H) batu itu dikembalikan ke
Mekah oleh Khalifah Abbasiyah Al-Muthi’ lillah setelah ditebus dengan
uang sebanyak 30.000 Dinar. Mereka membawanya ke Kufah, lalu
menggantungkannya ke tiang ke tujuh Masjid Jami’. Setelah itu, mereka
mengembalikannya ke tempat semula.
mengenai Misteri
Hajar Aswad yang Menggegerkan NASA
Neil Amstrong telah
membuktikan bahwa kota Mekah adalah pusat dari planet Bumi. Fakta ini telah di
diteliti melalui sebuah penelitian Ilmiah. Ketika Neil Amstrong untuk pertama
kalinya melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet Bumi,
dia berkata, “Planet Bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa
yang menggantungnya ?.”
ara astronot telah
menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi, secara resmi
mereka mengumumkannya di Internet, tetapi sayang nya 21 hari kemudian website
tersebut raib yang sepertinya ada alasan tersembunyi dibalik penghapusan
website tersebut.
Setelah melakukan
penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota Mekah,
tepatnya berasal dari Ka’Bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat
infinite ( tidak berujung ), hal ini terbuktikan ketika mereka mengambil foto
planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus. Para peneliti Muslim
mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara
Ka’Bah di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.
Di tengah-tengah antara
kutub utara dan kutub selatan, ada suatu area yang bernama ‘Zero Magnetism
Area’, artinya adalah apabila kita mengeluarkan kompas di area tersebut, maka
jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali karena daya tarik yang
sama besarnya antara kedua kutub.
Itulah sebabnya jika seseorang tinggal di Mekah, maka ia akan hidup lebih lama, lebih sehat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan gravitasi. Oleh sebab itu lah ketika kita mengelilingi Ka’Bah, maka seakan-akan diri kita di-charged ulang oleh suatu energi misterius dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah.
Itulah sebabnya jika seseorang tinggal di Mekah, maka ia akan hidup lebih lama, lebih sehat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan gravitasi. Oleh sebab itu lah ketika kita mengelilingi Ka’Bah, maka seakan-akan diri kita di-charged ulang oleh suatu energi misterius dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah.
Penelitian lainnya
mengungkapkan bahwa batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga
bisa mengambang di air. Di sebuah musium di negara Inggris, ada tiga buah
potongan batu tersebut ( dari Ka’Bah ) dan pihak musium juga mengatakan bahwa
bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari sistem tata surya kita.
(sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Hajar_Aswad)
0 komentar:
Post a Comment