Kamis, 5 Januari 2012 adalah hari yang telah lama aku nantikan untuk
memulai perjalanan menuju Mataram , surga para pendaki yang tidak lain
adalah gunung Rinjani. Tilong Kabilah, membawa saya dan tiga orang
teman dari pelabuhan Mak
assar menuju pelabuhan Mataram (Makassar-Labuang Bajo-Bojo-Lembar) dengan lama perjalanan 2 malam 3 hari.
assar menuju pelabuhan Mataram (Makassar-Labuang Bajo-Bojo-Lembar) dengan lama perjalanan 2 malam 3 hari.
Sabtu pagi, 7 Januari 2012, kapal yang kami tumpangi
dan kami tiitipkan kehidupan selama 2 malam 3 hari akhirnya akan
segera merapat di pelabuhan Mataram (Pelabuhan Lembar), cuaca mendung
dan suasana diatas kapal masih terasa basah akibat hujan deras semalam
ke
tika memasuki selat Lombok. Saya dan teman saya dengan sengaja menuju kantin dibagian atas dek kapal, menikmati secangkir teh hangat, dikejauhan tampak gunung Rinjani dan gunung Agung, sebagian pemandangan gunung tertutup awan menambah rasa penasaran kami untuk menjamah keindahan gunung Rinjani. Di kantin ini pula lah kami bertemu dengan pegawai balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) yang menawarkan jasa membawa kami menemui Kepala balai TNGR yang adalah satu almamater dengan kami, dengan sangat berterima kasih kami menyanggupi ajakan bapak pegawai balai TNGR.
tika memasuki selat Lombok. Saya dan teman saya dengan sengaja menuju kantin dibagian atas dek kapal, menikmati secangkir teh hangat, dikejauhan tampak gunung Rinjani dan gunung Agung, sebagian pemandangan gunung tertutup awan menambah rasa penasaran kami untuk menjamah keindahan gunung Rinjani. Di kantin ini pula lah kami bertemu dengan pegawai balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) yang menawarkan jasa membawa kami menemui Kepala balai TNGR yang adalah satu almamater dengan kami, dengan sangat berterima kasih kami menyanggupi ajakan bapak pegawai balai TNGR.
(Pelabuhan Lembar, Mataram,NTB) |
Tibalah saat yang diidam-idamkan,
kapal bersandar di pelabuhan Lembar Mataram, saya dan 3 orang teman
ber-iringan mengikuti bapak pegawai balai TNGR. Bapak pegawai balai
rupanya sangat baik dan mengerti perasaan serta kondisi kami, sebelum
melanjutkan perjalanan menuju kota Mataram, kami disuguhkan gorengan dan
kopi khas Lombok di warung kopi langganan nya di pelabuhan. Bersama
bapak pegawai balai TNGR kami menuju kota Mataram dengan tujuan awal
bertemu bapak Kepala balai TNGR, menikmati perjalanan menuju kota
Mataram memunculkan bisikan dari pikran yang berkata selamat datang di
Mataram yang disebut juga kota Seribu Mesjid. Bapak Kepala balai TNGR
sangat bersahaja, memberi fasilitisai penginapan dan transportasi, namun
demikian kami merasa salah berlabuh..pasalnya pendakian gunung Rinjani
sudah mulai ditutup sejak kemarin. Kondisi ini membuat kami berpikir
untuk segera kabur dari fasilitas dan jangkauan bapak Kepala balai TNGR.
Saya dan teman saya memutuskan untuk menuruti perlakuan baik bapak
Kepala balai TNGR selama tiga hari yang kemudian melarikan diri menuju
kampus UMM atas rekomendasi teman yang ada di Makassar.
Hari
ke-4 di Mataram, posisi sekarang berada di kampus UMM tepat nya di
sekret Mapala UMM, walau pun belum memulai pendakian ke Rinjani, namun
kami bersikap "gerli alias gerak lincah"..pasal nya harus manejemen
waktu perjalanan sehingga dalam 4 hari ini kami telah menyelasaikan satu
daftar list kunjungan yang wajib di Lombok yakni Gili Trawangan. Gili
Trawangan berada di Lombok Utara merupakan daerah wisata, Gili Trawangan
adalah pulau kebebasan khususnya bagi wisatawan asing manca negara, di
pulau ini turis manca negara memanjakan diri dengan berpesta pantai di
malam hari dan berjemur serta menikmati pasir putih di pagi dan siang
hari. Gili Trawangan pulau eksotis dengan kebebasan didalamnya. Biasanya
wisatawan manca negara menuju ke Gili Trawangan dengan paket travel
serangkaian dengan pulau Bali. Satu keunikan di pulau ini yakni tidak
ada asap kendaraan bermotor, transportasi yang tersedia adalah sepeda
dan cidomo (di Jogja disebut Andong).
(Gili Trawangan) |
Hari ke-5 di
Mataram, saatnya bagi kami untuk melakukan pendakian gunung Rinjani
dengan mempersiapkan peralatan dan konsumsi saat di gunung nantinya.
Gunung Rinjani dengan status pendakian ditutup membuat kami melakukan
perjalanan di sore hari dan melalui desa Bawanoa yg terletak tidak jauh
dari pintu hutan Sembalun Lawang. Berikut kronologi pendakian gunung
Rinjani.
Hari ke-1 pendakian : Mataram - Bawanoa (4 jam dengan menggunakan angkutan umum)
Bawanoa - Pos 1 Sembalun (waktu tempuh 2 jam jalur menanjak dan sedikit landai)
Hari ke-2 pendakian : Pos 1- Plawangan Sembalun dapur umum (5 jam mendaki melewati bukit penderitaan)
Plawangan Sembalun - Puncak Rinjani (5 jam pendakian medan pasir)
Hari ke-3 pendakian : Plawangan Sembalun - Danau Segera Anak ( 3 jam turunan)
(Dengan
kesepakatan tim pendakian, maka kami memutuskan untuk menginap 3 hari 3
malam di Danau Segera Anak untuk menikmati keindahan danau dan guunung
Anak Baru Jari dari Rinjani. Pemandangan alam di danau tidak memberi
rasa jenuh sedikit pun, tambah lagi banyak nya ikan di danau yang bisa
dikonsumsi membuat betah untuk nge-camp di danau. Namun karena
terbatasnya waktu maka pada hari ke-4 di danau kami melanjutkan
perjalanan menuju pintu hutan Senaru).
(Plawangan Sembalun Rinjani) |
Hari ke-6 pendakian : Danau Segera Anak - Pintu hutan Senaru (4 jam pendakian + 3 jam turunan)
(Saat
tiba di pintu hutan Senaru hari sudah mulai senja, maka kami memutuskan
untuk berjalan kaki menuju terminal Senaru dan menginap semalam disana,
kemudian esok pagi akan melanjutkan perjalanan kembali ke kampus UMM).
Hari
ke-7 dalam paket pendakian Rinjani ini dari terminal Senaru kami menuju
ke Mataram (kampus UMM), waktu tempuh perjalanan kurang lebih 4 jam
baru lah kami tiba di kampus UMM.Teman-teman Mapala UMM menyambut dengan
suka cita.
(Puncak Gunung Rinjani) |
Waktu liburan di Mataram semakin menipis
sehingga tengah malam ini kami harus melanjutkan perjalanan menuju
Surabaya. Tengah malam kami menuju pelabuhan Lembar dengan tujuan
Surabaya lewat Bali (Pelabuhan Padang Bai). Pagi dini hari kami tiba di
pelabuhan Padang Bai Bali, kemudian melanjutkan perjalanan menuju
terminal Ubung Bali - Pelabuhan Gili Manuk kemudian menyeberang ke
Pelabuhan Ketapang. Dari pelabuhan Ketapang kami langsung menuju
terminal terdekat dan memilih bus menuju Surabaya. Tujuh jam perjalan di
dalam bus akhirnya tiba lah juga di terminal Bungur Asih Surabaya, di
terminal kami dijemput oleh seorang teman dan membawa kami beristirahat
di rumahnya.
(Danau Segera Anak) |
(Ikan Tangkapan dari Danau Segera Anak) |
Surabaya, akhirnya menjadi kota penutup dari
sepenggal perjalanan kami dan tentu nya kembali menjadi awal dari
cerita baru di akhir sebuah cerita yang lalu....
0 komentar:
Post a Comment