Sunday, March 4, 2012

Belajar dari Socrates


Baiklah, ada sebuah pertanyaan lain: kepada teman-teman dan para musuhkah yang kita maksudkan sebagai yang nyata, atau yang hanya terlihat nyata?

Tentu saja, ia berkata, seseorang diharapkan untuk mencintai mereka yang ia pikir baik, dan untuk membenci mereka yang ia anggap jahat.


Ya, tetapi bukankah seseorang seringkali salah tentang kebaikan dan kejahatan: banyak yang tidak baik tampak baik, dan sebaliknya?

Memang benar.
Maka untuk mereka kebaikan adalah musuh dan kejahatan adalah teman?
Benar.
Dan jika demikian mereka akan benar di dalam melakukan kebaikan kepada orang jahat dan kejahatan kepada yang baik?

Jelas.
Tetapi orang baik adalah orang adil dan tidak akan melakukan ketidakadilan?

Benar.
Kemudian menurut perkataanmu adalah adil untuk melukai mereka yang tidak melakukan kesalahan apapun?

Tidak, Socrates, ajaran itu tidak berbudi.
Kemudian aku merasa kita harus melakukan kebaikan kepada orang adil dan melukai orang yang tidak adil?

Aku lebih menyukai itu.
Tetapi lihat akibatnya:--Banyak orang yang tidak mengerti tentang sifat manusia memunyai teman-teman yang berlaku buruk sebagai teman, dan di dalam hal itu ia harus melukai mereka; dan ia memiliki musuh-musuh yang baik; tetapi, jika demikian, kita harus megatakan hal yang berlawanan dengan apa yang kita anggap sebagai maksud Simonides.

Sangat benar, ia berkata: dan aku berpikir kita lebih baik memperbaiki kesalahan yang tampak kepada kita di dalam penggunaan kata ‘teman’ dan ‘musuh.’

Apakah kesalahan tersebut, Polemarchus? Aku bertanya.

Kita menganggap bahwa ia adalah teman yang tampak atau yang kita pikir baik.

Dan bagaimana kesalahan itu diperbaiki?

Kita harus mengatakan bahwa teman adalah yang, sebaik yang tampak, baik; dan ia yang hanya tampak, tetapi tidak baik, hanya kelihatannya saja adalah bukan teman; dan kita mungkin mengatakan demikian juga dengan musuh.

Engkau akan menganggap bahwa yang baik adalah teman dan yang jahat adalah musuh kita?

Ya.

Dan selain berkata sederhana sebagaimana kita lakukan saat pertama, adalah adil untuk melakukan kebaikan kepada teman-teman dan melukai para musuh, kita harus mengatakan lebih lanjut: Adalah adil untuk melakukan kebaikan kepada teman-teman jika mereka baik dan melukai musuh-musuh jika mereka jahat?

Ya, itu terdengar sebagai kebenaran.

Tetapi apakah adil jika melukai semuanya?

Ia tentu harus melukai yang jahat dan juga musuh.

Ketika kuda-kuda terlukai, apakah mereka membaik ataukah memburuk?
Yang terakhir.

Memburuk, demikian, di dalam mutu yang baik untuk kuda-kuda dan bukan untuk anjing-anjing?

Ya, untuk kuda.                                                            

Dan anjing-anjing memburuk di dalam mutu yang baik untuk anjing-anjing, dan bukan untuk kuda-kuda?

Tentu.

Dan apakah orang-orang yang terlukai menjadi buruk untuk orang-orang yang baik?

Tepat.

Dan kebaikan manusia adalah adil?

Bisa diyakini.

Kemudian orang-orang yang terlukai karena memerlukan menjadi tidak adil?

Bukan itu hasilnya.

Tetapi bisakah para pemain musik menjadikan orang tidak-mengenal-musik?

Tentu saja tidak.

Atau penunggang kuda menjadikan orang buruk di dalam menunggang kuda?

Tidak mungkin.

Dan apakah orang yang adil menggunakan keadilan menjadikan orang tidak adil, atau berbicara umum, apakah perbuatan menurut kebaikan akan menjadikan mereka jahat?
Bisa diyakini tidak.

Lebih lanjut apakah panas mungkin menghasilkan dingin?

Ia tidak mungkin                                                           .

Atau musim-kering kelembaban?

Tidak mungkin.

Mungkinkah kebaikan melukai siapapun?

Tidak mungkin.

Dan adil adalah baik?

Tentu.

Kemudian untuk melukai siapapun adalah bukan sikap seorang yang adil, tetapi sebaliknya, adalah orang yang tidak adil?

Aku pikir apa yang engkau katakan itu cukup benar, Socrates.

Kemudian jika seseorang mengatakan bahwa keadilan terdiri dari pembayaran hutang, dan bahwa kebaikan adalah hutang seseorang kepada teman-teman, dan kejahatan adalah hutang terhadap para musuh,--mengatakan bahwa ini tidak bijaksana; karena tidak benar, jika, sebagaimana jelas tertampakkan, melukai seseorang tidak akan menjadi perbuatan adil.

Aku setuju dengan engkau, kata Polemarchus.

Kemudian engkau dan aku bersiap mengangkat senjata melawan siapapun yang dirinya terdapat di dalam perkataan Simonides atau Bias atau Pittacus, atau siapapun orang bijak dan nabi lainnya?

Aku cukup siap untuk berperang di sisimu, ia berkata.

Haruskah aku memberi tahu engkau siapa yang aku percaya dikatakan demikian?

Siapa?

Aku percaya bahwa Periander atau Perdiccas atau Xerxes atau Ismenias orang Thebes, atau beberapa orang kaya dan berkuasa yang lain, yang dianggap memiliki kekuatan yang besar, adalah yang pertama mengatakan bahwa keadilan adalah ‘melakukan kebaikan kepada teman-teman dan melukai para musuhmu.’

Paling benar, ia berkata.

Ya, aku berkata; tetapi jika pengertian keadilan ini juga terjatuh, apa yang lain yang bisa ditawarkan?

Beberapa kali di dalam percakapan Thrasymachus membuat usaha untuk membawa pendapat menurut dirinya, dan ia dihalangi oleh seluruh teman, yang ingin mendengar akhir percakapan. Tetapi ketika Polemarchus dan aku telah selesai berbicara dan terdapat jeda, ia tidak mampu menahan diamnya lebih lama lagi; dan, berusaha berdiri, ia mendatangi kami sebagai seekor binatang buas, hendak menerkam kami. Kami cukup terserang kekhawatiran melihat ia.

Ia berteriak kepada seluruh yang hadir. Tipuan apa sehingga Socrates, menguasai kalian? Dan mengapa, orang-orang dungu, kalian berusaha saling menjatuhkan? Aku katakan bahwa jika kalian benar ingin mengetahui apakah keadilan, kalian harus tidak hanya bertanya tetapi menjawab, dan kalian harus tidak mencari penghormatan untuk diri kalian dari penyangkalan lawan bicara, tetapi kalian harus memiliki jawaban kalian sendiri; karena banyak yang mampu bertanya tetapi tidak mampu menjawab. Dan sekarang aku tidak akan mendapati kalian mengatakan bahwa keadilan adalah kepentingan atau keuntungan atau penghargaan atau penerimaan, karena omong-kosong seperti ini tidak mungkin aku terima; aku membutuhkan kejelasan dan ketepatan.

Aku terkejut mendengar kata-katanya, dan tidak mampu memandangnya tanpa gemetar. Tetapi aku percaya bahwa jika aku tidak menatap matanya, aku akan menjadi bodoh: tetapi ketika aku melihat marahnya bertambah, aku memandangnya terlebih dahulu, dan kemudian aku mampu menjawabnya.

Thrasymachus, aku berkata, dengan tersenyum, janganlah keras terhadap kami. Polemarchus dan aku mungkin melakukan kesalahan kecil di dalam pendapat, tetapi aku mungkin menjamin bahwa kesalahan itu bukan tujuan kami. Jika kami sedang mencari sekeping emas, engkau tentu tidak akan membayangkan bahwa kami ‘berusaha saling menjatuhkan,’ dan kehilangan kesempatan untuk menemukannya. Dan mengapa, ketika kami berusaha mencari arti keadilan, sebuah hal yang lebih berharga dari sekeping emas, engkau mengatakan kami saling memojokkan tanpa berusaha mencapai kebenaran? Tidak, temanku, kami sangat menginginkan dan sangat bersemangat, tetapi ternyata kami tidak mendapatkannya. Dan jika demikian, kalian yang mengetahui segala hal seharusnya mengasihani kami dan tidak marah kepada kami.
Betapa ciri Socrates!, ia menjawab, dengan tertawa pahit;--itulah gaya ironi engkau! Tidakkah kalian--bukankah telah aku katakan, bahwa apapun yang ditanyakan kepadanya ia akan menolak menjawab, dan mencoba ironi atau pengacakan lain, supaya ia mungkin menghindar dari menjawab?

Engkau adalah seorang filsuf, Thrasymachus, aku menjawab, dan mengetahui dengan baik bahwa jika engkau menanyai seseorang angka-angka apa yang membentuk dua belas, kemudian melarangnya menjawab dua kali enam, atau tiga kali empat, atau enam kali dua, atau empat kali tiga, ‘karena omong-kosong seperti ini tidak bisa aku terima,’--kemudian jelas, jika engkau menanyai seseorang dengan cara demikian, tidak akan ada yang mampu menjawab engkau. Jika saja seseorang kembali bertanya kepada engkau, ‘Thrasymachus, apa yang engkau maksudkan? Jika satu dari angka-angka ini adalah jawaban yang benar menurut engkau, apakah aku salah jika mengatakan beberapa angka lain?--apakah engkau bermaksud demikian?--Bagaimana engkau akan menjawabnya?

Hanya jika dua hal tersebut sama serupa! Ia berkata.

Mengapa mereka tidak demikian? Aku menjawab; dan bahkan jika mereka tidak, tetapi hanya tampak demikian kepada orang yang ditanya, tidakkah ia akan mengatakan apa yang ia pikirkan, terserah engkau dan aku melarangnya ataupun tidak?

Aku menyangka kemudian engkau hendak membuat salah satu dari jawaban-jawaban yang saling bertentangan?
Aku berani berkata bahwa aku akan melakukannya, walaupun berbahaya, jika kepada jawaban aku menerima walaupun satu.

0 komentar:

Post a Comment

Template by:

Free Blog Templates